Kunjungan Bill Gates, tokoh filantropi terkemuka asal Amerika Serikat sekaligus pendiri raksasa teknologi Microsoft, ke Indonesia pada hari Rabu, 7 April lalu, diisi dengan pertemuan penting bersama Presiden Prabowo Subianto.
Inti dari lawatan tersebut adalah penjajakan lebih mendalam mengenai program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah inisiatif penting pemerintah, serta diskusi mengenai kemungkinan kolaborasi dalam pengelolaan Danantara Trust Fund.
Bill Gates Menunjukkan Ketertarikan pada Program MBG
Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), menyampaikan bahwa Bill Gates menunjukkan minat yang besar untuk mendukung implementasi program Makan Bergizi Gratis. Meski demikian, Dadan belum memberikan rincian spesifik mengenai bentuk dukungan yang akan diberikan oleh Bill Gates.
“Yang jelas, ada indikasi dukungan positif dari Bill Gates kepada pemerintah Indonesia,” ujar Dadan saat ditemui di SDN Jati 03, Pulogadung, Jakarta Timur, pada hari Rabu, 7 Mei.
Lebih lanjut, Dadan menjelaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis menjadi salah satu fokus perhatian Bill Gates, dan pembahasan lebih detail mengenai potensi kerja sama akan dilakukan bersama Menteri Kesehatan. Bentuk konkret dukungan dari Bill Gates baru akan terungkap setelah rangkaian kunjungannya rampung.
Ditekankan pula oleh Dadan bahwa Bill Gates memandang program Makan Bergizi Gratis sebagai sebuah inisiatif krusial, khususnya bagi ibu hamil, balita, dan anak-anak yang berada dalam masa pertumbuhan. Ketertarikan dan kesan positif Bill Gates terhadap program ini sangat jelas terlihat.
Sebelumnya, Presiden Prabowo telah menginformasikan bahwa Bill Gates telah memberikan dana hibah dengan total nilai 159 juta dolar AS kepada Indonesia. Dari total tersebut, 119 juta dolar AS dialokasikan untuk memajukan sektor kesehatan, 5 juta dolar AS dialokasikan untuk pengembangan sektor pertanian, dan 5 juta dolar AS dialokasikan untuk mendorong kemajuan teknologi. Sementara itu, bantuan lintas sektor lainnya mencapai nilai lebih dari 28 juta dolar AS.
Peluang Kolaborasi Melalui Danantara Trust Fund
Rosan Roeslani, CEO BPI Danantara, juga mengajak Bill Gates untuk berpartisipasi aktif dalam Danantara Trust Fund.
Diskusi intensif mengenai potensi kolaborasi ini telah berlangsung antara pemerintah Indonesia dan Gates Foundation. Harapannya, yayasan yang didirikan oleh Bill Gates tersebut dapat menjadi mitra pendanaan dalam skema Danantara Trust Fund, yang bertujuan untuk mendukung pembiayaan berbagai program strategis di Indonesia.
Rosan menyampaikan bahwa visi besar dari kolaborasi ini adalah menjadikan Indonesia sebagai pusat kegiatan filantropi yang signifikan di kawasan ASEAN. Ia pun mengajak para pengusaha dan tokoh filantropi internasional untuk turut berkontribusi.
Selain itu, Rosan menjelaskan bahwa Danantara akan berkoordinasi dengan berbagai BUMN yang telah memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility) masing-masing. Koordinasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan sosial tersebut menjadi lebih terstruktur, berkelanjutan, dan selaras dengan prioritas program pemerintah.
Rosan juga menyinggung mengenai rata-rata pendanaan dari filantropi di negara-negara maju, yang mencapai sekitar 2 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) negara tersebut.
“Nah, hal ini juga yang saya sampaikan kepada mereka, karena idealnya jika di Amerika Serikat angka tersebut mencapai 2 persen dari GDP-nya, maka jika kita mengaplikasikan angka 2 persen dari GDP Indonesia, yang mana GDP Indonesia saat ini berada di angka 1,5 triliun dolar, maka akan diperoleh angka 30 miliar dolar. Hal ini yang ingin kita dorong, karena akan memberikan dampak yang sangat positif,” jelas Rosan, di Istana Negara, Rabu (7/5).
Sebelumnya, Rosan telah menargetkan pengumpulan dana sebesar USD 1 miliar untuk Danantara Trust Fund pada tahun 2030. Nilai ini setara dengan Rp 16,53 triliun, dengan asumsi kurs Rp 16.536 per USD.
Dana yang terkumpul dalam Danantara Trust Fund nantinya akan difokuskan pada sektor-sektor yang memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia, seperti pendidikan, sanitasi, dan edukasi. Pada tahap awal, pemerintah menargetkan pengumpulan dana sebesar USD 100 juta, dengan proyeksi mencapai USD 1 miliar dalam kurun waktu 5 hingga 6 tahun mendatang.
