Jakarta – Pasangan ganda campuran muda Indonesia, Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel , mengambil pelajaran penting dari kegagalan mereka di Singapore Open 2025 . Meski sempat menunjukkan performa yang menjanjikan, langkah mereka terhenti di babak perempatfinal usai takluk dari wakil China, Guo Xin Wa/Chen Fang Hui , dengan skor 8-21, 22-24 .
Kekalahan tersebut menjadi evaluasi besar bagi pasangan debutan yang baru berduet sejak Agustus 2024 ini. Felisha menyadari bahwa kurangnya ketenangan saat situasi kritis menjadi faktor utama kekalahan mereka di Singapore Indoor Stadium, Jumat (30/5/2025).
“Pelajarannya adalah kami harus bisa lebih tenang di poin-poin kritis dan start tidak boleh ketinggalan. Adaptasi serta feeling di lapangan juga harus lebih cepat dan matang,” ujar Felisha saat memberikan refleksi pasca-laga.
Meski gagal melaju ke semifinal, Jafar/Feli tetap optimis karena berhasil membuktikan diri sebagai salah satu harapan baru PBSI di sektor ganda campuran. Mereka bahkan menjadi salah satu dari hanya dua wakil Indonesia yang lolos hingga babak delapan besar di ajang BWF World Tour Super 500 tersebut.
Sebelumnya, pasangan yang akrab disebut Jafar/Feli ini sukses mencuri perhatian publik bulu tangkis nasional setelah meraih gelar juara di Taipei Open 2025 . Progres positif juga mereka tunjukkan di Kejuaraan Asia 2025 lalu, di mana mereka mampu merebut medali perunggu—prestasi yang cukup istimewa untuk pasangan yang belum genap setahun berduet.
Di babak semifinal Kejuaraan Asia lalu, Jafar/Feli hanya kalah tipis dari ganda campuran unggulan asal Jepang, Hiroki Midorikawa/Natsu Saito , dalam pertandingan tiga gim yang sengit. Hasil itu membuktikan bahwa mereka punya potensi untuk bersaing dengan pasangan-pasangan elite dunia.
“Sesuatu yang tidak mudah sampai ke sini. Walaupun kalah, hasil ini tetap jadi pencapaian yang baik karena banyak pengalaman yang bisa diambil,” kata Feli saat itu.
Menjelang Indonesia Open 2025 , turnamen BWF Super 1000 yang akan digelar di Istora Senayan, Jakarta, kedua pemain bertekad memperbaiki kelemahan mereka. Dengan status sebagai tuan rumah, dukungan penonton dipercaya bisa menjadi motivasi tambahan untuk menampilkan performa terbaik.
Apalagi, Jafar/Feli pernah membuktikan kemampuan mereka mengalahkan pasangan unggulan seperti Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie dari Malaysia pada babak awal Singapore Open. Kemenangan itu menjadi bukti bahwa mereka mampu bersaing di level tinggi jika tampil percaya diri dan stabil secara mental.
“Kami tidak menyangka bisa mendapat medali di laga debut. Kami hanya coba melakukan yang terbaik di setiap pertandingan,” tambah Jafar.
Dengan evaluasi yang matang dan persiapan lebih intensif, Jafar/Feli diharapkan bisa menjadi kejutan di Indonesia Open nanti. Langkah mereka patut ditunggu, apakah bisa membawa semangat muda Indonesia bangkit di tengah dominasi pasangan-pasangan senior dunia.
by:Nissa