Home / Uncategorized / Israel Tahan 3.000 Truk Bantuan Medis, Gaza Darurat Kesehatan dan Krisis Air

Israel Tahan 3.000 Truk Bantuan Medis, Gaza Darurat Kesehatan dan Krisis Air

Israel Tahan 3.000 Truk Bantuan Medis, Gaza Darurat Kesehatan dan Krisis Air

Jakarta – Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk setelah Israel dikabarkan terus menahan lebih dari 3.000 truk bantuan medis yang seharusnya masuk ke wilayah tersebut melalui perbatasan Arish, Mesir. Hal ini disampaikan oleh Munir al-Bursh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, pada hari Minggu (1/6/2025).

Menurut Bursh, kondisi rumah sakit di Gaza saat ini sangat memprihatinkan akibat kekurangan obat-obatan dan pasokan medis vital. Kebijakan pemblokiran Israel dinilai telah menyebabkan penyebaran penyakit menular serta meningkatnya risiko wabah di tengah masyarakat.

“Larangan berkelanjutan atas masuknya vaksin dan obat-obatan telah memicu peningkatan kasus penyakit seperti diare akut dan meningitis,” ujarnya, mengutip laporan ANews, Senin (2/6/2025).

Lebih lanjut, Bursh juga mengungkapkan bahwa infrastruktur air bersih di Gaza hampir sepenuhnya runtuh. Saat ini, sekitar 90 persen penduduk Gaza kesulitan mendapatkan akses ke air minum yang layak. Kondisi ini memperparah krisis sanitasi dan kesehatan di wilayah tersebut.

Ia juga mengecam mekanisme distribusi bantuan baru yang diterapkan oleh otoritas Israel. Menurutnya, sistem tersebut tidak membantu, justru mempersulit akses kemanusiaan bagi warga sipil Palestina. “Ini bukan solusi—ini adalah bentuk pembunuhan massal dan pemindahan paksa,” tegasnya.

Kondisi Gaza yang semakin kritis mendapat perhatian dari berbagai lembaga internasional. Para aktivis HAM dan organisasi kemanusiaan global mulai menyerukan agar blokade kemanusiaan terhadap Gaza segera dicabut untuk mencegah eskalasi bencana kesehatan yang lebih besar.

Sementara itu, belum ada tanggapan resmi dari pihak Israel terkait tuduhan ini. Pemerintah Israel sebelumnya menyatakan bahwa prosedur keamanan ketat diberlakukan untuk mencegah pengiriman barang-barang yang berpotensi digunakan oleh kelompok bersenjata.

Dengan situasi kemanusiaan yang semakin mengkhawatirkan, tekanan internasional terhadap kedua belah pihak diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa pekan mendatang.

by,alimah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *