Home / Society Culture And History / Paus Leo XIV: Penerus Sikap Progresif Paus Fransiskus?

Paus Leo XIV: Penerus Sikap Progresif Paus Fransiskus?

Paus Leo XIV: Penerus Sikap Progresif Paus Fransiskus?

Paus Leo XIV: Penerus Sikap Progresif Paus Fransiskus?

Prakarsa Warga – , Jakarta — Monsinyur Bernardus Bofitwos Baru, Uskup Timika, menyatakan keyakinannya bahwa Paus Leo XIV akan meneruskan jejak Paus Fransiskus dalam mengecam tindakan kekerasan seksual. Pandangan-pandangan Paus Fransiskus mengenai isu migran dan keberpihakan pada kaum miskin juga diyakini akan dilanjutkan oleh Paus Leo XIV.

Menurut Bernardus, kecaman terhadap kasus-kasus kekerasan seksual, yang telah menjadi ciri khas kepemimpinan Paus Fransiskus, akan terus bergema di bawah kepemimpinan Paus Leo XIV. “Saya yakin Paus yang baru ini, Paus Leo XIV, akan melanjutkan hal tersebut. Itu sudah pasti,” tegas Bernardus saat dihubungi pada hari Jumat, 9 Mei 2025.

Kardinal Robert Francis Prevost memilih nama Paus Leo XIV sebagai pengganti Paus Fransiskus yang berpulang pada 21 April 2025. Nama Kardinal Prevost sempat dikaitkan dengan dua kasus dugaan pelecehan seksual. Sebelum terpilih sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, Robert Prevost menghadapi sorotan terkait penanganan kasus dugaan pelecehan seksual. Salah satu insiden yang menjadi perhatian adalah kejadian 25 tahun lalu, ketika ia dituduh mengizinkan seorang imam yang terbukti bersalah melakukan pelecehan terhadap anak di bawah umur untuk tinggal di dekat sebuah sekolah dasar Katolik.

Bernardus menekankan bahwa, selama menjabat sebagai pimpinan Ordo Santo Agustinus (OSA) sedunia, Paus Leo XIV telah dengan tegas memisahkan antara yang ‘benar’ dan ‘salah’. Menurutnya, Paus Leo XIV selalu menekankan pentingnya proses pemurnian diri berdasarkan kebenaran dan pertobatan (rekonsiliasi), termasuk dalam kasus-kasus kekerasan seksual seperti pedofilia. “Memperbaiki sistem gereja terkait masalah pedofilia agar dipulihkan. Kemudian dibuat rekonsiliasi dan pengakuan,” jelasnya.

Paus Leo XIV secara resmi mengambil alih takhta kepausan dan menerima kepemilikan Basilika Lateran, gereja katedral resmi Keuskupan Roma. Thomas Kristiatmo, Pastor diosesan Keuskupan Bandung, Jawa Barat, yang sedang mengikuti fellowship di Vatikan, turut menyaksikan prosesi konklaf dari Lapangan Santo Petrus. Dia memperkirakan proses pelantikan dapat berlangsung selama sekitar satu minggu setelah berakhirnya konklaf. “Biasanya ada serangkaian upacara liturgi dan berbagai proses kanonik untuk mengambil alih kekuasaan,” ujar Thomas saat dihubungi pada Jumat dinihari waktu Indonesia, 9 Mei 2025.

Thomas menyebutkan bahwa Lapangan Santo Petrus masih dipenuhi oleh masyarakat setelah pengumuman Paus terpilih. Setelah ikut berdesakan, dia menceritakan bahwa orang-orang meninggalkan lapangan dengan beragam perasaan. “Kebanyakan bahagia, tentu saja,” ungkapnya.

Setelah konklaf, berdasarkan ulasan dari United States Conference of Catholic Bishops, setiap kardinal akan secara bergantian menyampaikan penghormatan dan sumpah kesetiaan. Paus terpilih kemudian berganti jubah di Ruang Air Mata. Setelah itu, Kardinal Proto-Diakon Dominique Mamberti akan muncul di balkon tengah Basilika Santo Petrus dan menyampaikan pengumuman yang dinanti-nantikan oleh seluruh dunia: “Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam!” (“Aku memberitahukan kepada kalian kabar sukacita besar: Kita telah memiliki Paus!”)

Paus Leo XIV kemudian tampil di hadapan umat untuk memberikan berkat pertamanya, *Urbi et Orbi*. Sesuai tradisi, suara lonceng bergema dan umat yang memadati Lapangan Santo Petrus akan menyambut sang Paus.

Dian Rahma Fika, Ida Rosdalina, Alfitria Nefi P dan Mega Putri Mahadewi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor:

Jika Tentara Menjadi Polisi Penyidik Narkoba

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *