PrakarsaWargaCom – Dalam sebuah ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Khalid Basalamah, Lc., M.A., melalui kanal YouTube resminya, beliau membahas dengan penuh ketelitian tentang Sa’ad bin Abi Waqqash, sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang termasuk ke dalam golongan ‘Asharah al-Mubasharīn bi al-Jannah, yaitu sepuluh orang sahabat yang secara eksplisit dijanjikan masuk surga oleh Rasulullah ﷺ. Sa’ad adalah sahabat ke-8 yang memeluk Islam, menunjukkan kesungguhan dan komitmen tinggi terhadap dakwah Islam pada masa-masa awal yang penuh dengan tantangan dan penindasan dari kaum Quraisy.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Ustadz Khalid membuka kisah ini dengan menekankan bahwa Sa’ad berasal dari Bani Zuhrah, satu kabilah terhormat di kalangan Quraisy. Ia masuk Islam pada usia sangat muda, sekitar 17 tahun, atas ajakan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallāhu ‘anhu. Dalam ceramahnya, Ustadz Khalid menegaskan bahwa keberislaman Sa’ad merupakan salah satu titik balik penting dalam dakwah Islam di Makkah, karena ia termasuk dalam kalangan yang memiliki keberanian dan ketegasan dalam mengekspresikan keimanannya, bahkan saat tekanan luar biasa datang dari kaumnya sendiri.

Salah satu poin yang sangat ditekankan dalam ceramah ini adalah keberanian dan ketangguhan fisik yang dimiliki Sa’ad. Ia merupakan sahabat pertama yang menumpahkan darah di jalan Allah dalam peristiwa bentrokan kecil di Makkah sebelum Perang Badar. Kemampuannya dalam memanah sangat diandalkan dalam berbagai peperangan. Dalam Perang Badar, Rasulullah ﷺ bahkan mendoakan secara khusus panah-panah Sa’ad agar selalu mengenai sasaran. Ini menunjukkan betapa strategis dan pentingnya peran Sa’ad dalam konteks militer dan pertahanan umat Islam kala itu.

Namun, ketokohan Sa’ad tidak berhenti sebagai prajurit atau sahabat biasa. Dalam ceramah ini, Ustadz Khalid juga membahas peran sentral Sa’ad dalam sejarah perluasan wilayah Islam, terutama sebagai panglima tertinggi dalam Perang Qadisiyyah, pertempuran monumental antara kekhalifahan Islam dan Kekaisaran Persia. Sa’ad ditunjuk langsung oleh Khalifah ‘Umar bin Khattab radhiyallāhu ‘anhu untuk memimpin ribuan pasukan Muslim melawan pasukan Sassanid yang terkenal kuat dan terorganisir. Walaupun saat itu Sa’ad tengah sakit parah dan hanya bisa memberikan komando dari atas tempat tidurnya, kepemimpinannya terbukti sangat efektif. Ia berhasil mengatur strategi dengan teliti, mendengarkan saran para komandan lapangan seperti Al-Muthanna bin Haritsah, serta tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, hingga akhirnya Allah memberikan kemenangan besar kepada kaum Muslimin.

Dalam ceramah tersebut, Ustadz Khalid juga menyoroti karakter ruhani dan spiritualitas yang dimiliki Sa’ad. Meskipun berhasil memimpin pasukan besar dan menaklukkan wilayah penting, Sa’ad tidak pernah sombong atau terlena dengan pujian dan kekuasaan. Ia hidup dalam kesederhanaan, tidak tergoda oleh dunia, dan selalu menjaga keikhlasannya. Bahkan, ketika diberi harta rampasan perang yang melimpah, ia tidak mengutamakannya di atas iman dan takwa. Keikhlasannya ini juga yang membuatnya termasuk dalam 10 orang yang dijanjikan surga oleh Rasulullah ﷺ semasa hidupnya, sebuah keutamaan yang sangat langka dan luar biasa.

Salah satu nilai paling penting yang ditekankan Ustadz Khalid dalam ceramah ini adalah bahwa keteladanan Sa’ad tidak hanya terletak pada keberaniannya dalam perang, tetapi juga pada hikmah dalam kepemimpinan dan keteguhan spiritualnya. Beliau adalah contoh nyata seorang Muslim yang tidak hanya ahli ibadah tetapi juga ahli strategi, pemimpin yang bijak, serta sahabat yang penuh kasih terhadap umat dan taat kepada pemimpinnya. Dalam dunia modern, nilai-nilai ini dapat diaplikasikan dalam banyak aspek kehidupan: keberanian dalam mengambil keputusan, konsistensi dalam prinsip, dan kepemimpinan yang tidak tamak akan kekuasaan.

Ceramah ini ditutup dengan pengingat penting bahwa mengenal kisah sahabat seperti Sa’ad bin Abi Waqqash bukan semata untuk nostalgia sejarah, tetapi untuk mengambil pelajaran dan inspirasi nyata dalam membangun karakter keislaman yang tangguh dan berorientasi akhirat. Ustadz Khalid mengajak seluruh pendengarnya untuk meneladani semangat juang, keberanian, serta keikhlasan para sahabat, karena dalam merekalah kita menemukan wajah Islam yang murni dan agung.

Referensi dan Sumber

  • Ceramah Ust. Khalid Basalamah, “Kisah Sahabat Nabi ﷺ Ke-8: Sa’ad bin Abi Waqqash”, YouTube: https://www.youtube.com/watch?v=pL1jyyjeO0k

  • Biografi Sa’ad bin Abi Waqqash – Wikipedia

  • Rujukan tambahan ceramah audio: Noice, Spotify, SoundCloud (diunggah ulang dari sumber resmi)